Pengertian Sistem Hormon
Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu dan berfungsi untuk mengatur metabolism, pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormone dibutuhkan pleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh besar.
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pulakelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.
Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya. Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan (stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya, bagian tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula darah yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh stimulasi saraf simpatik, dan lain-lain.
Pada hakekatnya hormone dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan kegiatan0kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya. Perhatikan tabel berikut ini
Sistem Saraf | Sistem Hormon |
Mengantarkan rangsangan dengan cepat | Mengantarkan rangsangan dengan lembut |
Mengantarkan rangsangan secara kurang teratur | Mengantarkan rangsangan secara teratur |
Rangsangan melalui serabut saraf | Rangsangan melalui darah |
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Hormon Tumbuhan – Pengertian, Ciri & Fungsi Masing-Masing | Ayoksinau.com
Macam dan Jenis Hormon Manusia
Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid, sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
Kelenjar Hipofisis
Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan hormone. Misalnya, otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim dan ketersediaan pasangan kawin ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian, hipotalamus akan memicu pembebasan hormone reproduksi yang diperlukan untuk perkawinan. Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh.
Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya dan hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu hormone pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus. Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior, intermediate, dan posterior. Ketiga lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena itu, kelenjar hipofisis disebut juga master of gland. Hormon-hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Hormon | Fungsi |
Lobus anterior | |
Hormone pertumbuhan | Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju pembentukan protein di dalam sel. |
Laktotropik hormone (LTH) | Merangsang produksi air susu |
Thyroid stimulating hormone (TSH) | Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid |
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) | Mengontrol sekresi hormone oleh korteks adrenal |
Follicle stimulating hormone (FSH) |
|
Luiteinizing hormone (LH) |
|
Lobus Intermediat | |
Melanosit stimulating hormone (MSH) | Mempengaruhi pigmentasi kulit |
Lobus posterior | |
Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin | Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah |
Oksitosin | Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan dan kelenjar susu agar mengeluarkan air susu. |
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan berkurang atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan. Jika pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal sebagai akromegali. Sebaliknya, bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan kekerdilan.
Kelenjar gondok (Tiroid)
Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin. Fungsi dari kedua hormon ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Hormon | Fungsi |
Tiroksin | Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh) |
Kalsitonin | Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan kalsium dalam usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam ginjal. |
Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar.
Hipotirioditisme (Kekurangan produksi hormon tiroksin menyebabkan penyakit kretinisme (kerdil pada anak-anak) dan miksedema (pada orang dewasa). Miksedema ditandai dengan laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, rambut rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar. Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan penyakit basedow, yang ditandai mudah gugup, nadi dan napas cepat dengan tidak teratur, mulut menganga, dan mata lebar.
Kelenjar Anak Gondok (Paratiroid)
Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid (parathormon). Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang. Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
- mengatur metabilisme fosfor
- mengatur kadar kalsium darah
Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
Kelenjar Langerhans (kelenjar Pangkreas)
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
Kelenjar anak ginjal
Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional, kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal. Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :
No. | Hormon | Fungsi |
1 | Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid b. Glukokortikoid |
Mengontol metabolisme ion anorganik
Mengontrol metabolisme glukosa |
2 | Bagian Medula Adrenal
Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin |
Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut:
a. dilatasi bronkiolus b. vasokonstriksi pada arteri c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot d. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati e. gerak peristaltik f. bersama insulin mengatur kadar gula darah |
Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism karbohidrat. Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam darah).
Pulau-Pulau Langerhans
Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.
Kelenjar Kelamin
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.
Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita). Jadi testis dan ovarium mempunyai kegiatan endokrin selain fungsi utamanya untuk memproduksi selsel kelamin.
- Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.
- Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis.
Kelenjar Steroid
Secara umum, steroid merupakan hormon s*ks yang terkait dengan kematangan generatif dan kesuburan. Steroid tercipta dari kolesterol, baik oleh plasenta saat tubuh masih dalam rahim ibu maupun oleh badan kelenjar adrenal atau gonad – testis atau ovarium – setelah lahir.
Kortisol, contoh hormon steroid, memecah jaringan yang rusak sehingga bisa diganti. Steroid menentukan perkembangan dan kesuburan siklus fisik dari pubertas sampai usia tua. Jika tubuh seseorang tidak mensintesis hormon steroid yang benar, ia kadang-kadang bisa melengkapinya mereka secara farmasi, misalnya estrogen dan progesteron.
Kelenjar Peptida
Peptida mengatur fungsi lain, misalnya tidur dan konsentrasi gula darah. Mereka terbuat dari rantai panjang asam amino, maka dari itu kadang-kadang mereka disebut sebagai hormon protein. Hormon pertumbuhan manusia, contohnya, membantu tubuh membakar lemak dan membangun otot. Hormon peptida lain, insulin, memulai proses guna mengubah gula menjadi energi sel.
Homeostasis
Hormon begitu sempurna dan efisien mengelola homeostasis karena siklus umpan balik negatif. Tujuannya tubuh ialah untuk menjaga konsentrasi bahan kimia tertentu, seperti testosteron, pada tingkat konstan untuk jangka waktu tertentu, mirip dengan bagaimana termostat bekerja. Menggunakan umpan balik negatif, perubahan kondisi itu menyebabkan respon yang mengembalikan kondisi ke keadaan asal mereka. misalnya, ketika suhu ruang turun, termostat merespon dengan menyalakan panas. Ruang lalu kembali ke suhu yang ideal, dan pemanas mati, sehingga dapat menjaga kondisi relatif konstan.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Fungsi Hormon Etilen
Fungsi Hormon Manusia
- Melatonin
Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi kelebihan maupun kekurangan hormon dapat berakibat buruk bagi tubuh. Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata, kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing. Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung (aritmia). -
Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur. Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran. Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung. -
Tiroid
Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk peningkatan tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein. Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada, atau kesulitan tidur. Sedangkan kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang dorongan s**sual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan beberapa dapat menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya. -
Adrenalin
Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan. Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut. -
Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior. Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki dan lengan. Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur. -
Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam lambung oleh sel parietal. Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor jinak. -
Hormon pertumbuhan (HGH)
Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan berfungsi merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip insulin dari hati. Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensi insulin. Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi s**sual. Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan s**sual. Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon pertumbuhan jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas, penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup. -
Insulin
Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah. Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah). kekurangan insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus. -
Testosteron
Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon s*ks pria. Hormon ini merangsang pematangan organ-organ s*ks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan dan mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme). Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita. -
Progesteron
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.
Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium dengan mengatur efek estrogen.
Kekurangan progesteron bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Hormon Auksin : Fungsi, Macam, Fungsi, Pengaruh
Penyakit akibat Kelainan Hormon
Penyakit Addison
Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa :
- Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh.
- Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
- Lesu mental dan fisik.
Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejalanya berupa :
- Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
- Osteoporosis
- Luka yang sulit sembuh
- Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)
Sindrom Adrenogenital
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :
- Basa metabolisme meningkat
- Glukosa darah meningkat
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meninggi
- Berkurangnya fungsi saluran pencernaan
- Keringat pada telapak tangan
Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.
Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu – satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gula.
Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.
Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
Hipertiroidea
Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100. Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.
Gangguan Sistem Hormon Manusia
Umumnya gangguan sistem hormon disebabkan dua hal utama: adanya benjolan seperti tumor pada sistem hormon dan ketidakseimbangan hormon. Kadar hormon dalam tubuh manusia perlu selalu berada dalam kondisi normal. Kadar hormon yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pada tubuh.
- Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi akibat kinerja pankreas yang tidak memproduksi cukup hormon insulin. Penyebabnya sendiri belum diketahui pasti, namun kasus diabetes tipe 1 pada anak dan remaja umumnya disebabkan karena gangguan sistem imun, yaitu saat beberapa bagian sistem kekebalan tubuh manusia menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Suntikan insulin secara berkala dibutuhkan untuk menangani kondisi ini. -
Diabetes tipe 2
Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat merespons insulin secara normal atau produksi insulin yang berkurang. Penyakit ini dapat diketahui dari kadar gula darah yang meningkat. Sebagian penderita memerlukan suntikan insulin secara teratur, sementara sebagian penderita lainnya dapat mengontrol kadar gula darah dengan obat-obatan, olahraga, dan perubahan pola makan. -
Penyakit Addison
Ketidakmampuan kelenjar adrenal memproduksi kortikosteroid sehingga menyebabkan kelelahan, lemas, perubahan warna kulit, dehidrasi, sakit perut, dan mual. Kondisi ini biasanya diatasi dengan obat-obatan untuk menggantikan hormon kortikosteroid. -
Hipotiroidisme
Kondisi ini diakibatkan akibat produksi hormon tiroid yang berkurang. Kurangnya kadar tiroid dalam darah dapat menyebabkan kulit kering, pertambahan berat badan, konstipasi, dan kelelahan. Anak-anak yang mengalami kondisi ini umumnya lebih lambat bertumbuh dan lebih lama mencapai pubertas. -
Hipertiroidisme
Kondisi ini terjadi saat kadar hormon tiroid dalam darah sangat tinggi, salah satunya akibat penyakit Grave, yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi sangat aktif. Hipertiroidisme ditandai dengan penurunan berat badan yang cepat, banyak berkeringat, gelisah, dan jantung yang berdebar kencang. Situasi ini dapat ditangani dengan obat-obatan, radiasi, dan operasi. -
Hipopituitarisme
Merupakan gangguan yang ditandai dengan sedikitnya hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis (pituitary) akibat beberapa jenis penyakit berbeda. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah tumor, radiasi, infeksi, dan beberapa hal lain. Pengobatan dari gangguan ini adalah dengan terapi penggantian hormon dan pemberian obat-obatan. -
Pubertas dini
Beberapa anak mengalami pubertas lebih cepat karena kelenjar hipofisis melepaskan hormon yang merangsang kelenjar kelamin untuk memproduksi hormon testosteron dan estrogen lebih dini. Pubertas dini biasanya ditandai dengan munculnya jerawat, pertumbuhan badan yang cepat, bau badan seperti orang dewasa dan munculnya rambut kemaluan dan ketiak sebelum usia yang seharusnya. -
Sindrom Cushing
Munculnya beberapa gejala akibat paparan hormon kortisol dalam jumlah banyak. Salah satu penyebab utamanya adalah penggunaan obat-obatan kortikosteroid dalam jangka panjang. Gejala yang bisa ditemui pada sindrom Cushing di antaranya yaitu berat badan yang meningkat, wajah tampak bulat (moon face), penumpukan lemak di leher dan bahu (buffalo hump) dan penurunan gairah s**sual.