Interaksi Sosial

Diposting pada

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial ialah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu lainnya, kelompok dengan kelompok, maupun individu dengan kelompok (menurut Gillin dan juga Gillin, dikutip dari Soerjono Soekanto). Pengertian lainnya yang dikemukan oleh Macionis, dengan bahasa yang lebih sederhana. Interaksi sosial menurut Macionis ialah proses di mana orang-orang beraksi dan juga bereaksi satu sama lain dalam suatu relasi atau hubungan.

pengertian interaksi sosial


Ciri-ciri interaksi sosial:

Interaksi sosial mempunyai beberapa karakteristik ataupun ciri-ciri. Berikut ialah ciri-ciri dalam interaksi sosial.

Jumlah dari  pelaku lebih dari satu orang, hal ini sebab interaksi membutuhkan aksi dan juga reaksi. kalau sesorang memberikan suatu aksi ataupun tindakan, agar dikatakan sebagai bentuk interaksi, tindakan ini haruslah direspon oleh orang lain.

Terdapatnya komunikasi menggunakan simbol-simbol tertentu. Simbol umum digunakan untuk berkomunikasi ialah bahasa. Satu hal yang perlu diperhatikan ialah simbol yang disampaikan haruslah dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi, supaya komunikasi tersebut berjalan dengan lancar.

Pada interaksi sosial pun ada dimensi waktu, yaitu masa lalu, masa kini, dan juga masa depan. Artinya ialah dalam setiap interaksi sosial, ada konteks waktu yang menentukan batasan dari interaksi tersebut.

Terdapatnya tujuan yang ingin dicapai. Pihak yang berinteraksi tentulah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa terdapatnya tujuan-tujuan yang berbeda di antara pihak yang berinteraksi. Tujuan tersebut juga bisa menentukan apakah interaksi akan mengarah kepada kerja sama maupun mengarah kepada pertentangan.


Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

Dalam proses terjadinya interaksi sosial, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah:

  1. Imitasi.

Imitasi ialah tindakan seseorang meniru orang lain. Hal yang ditiru biasnya beragam bentuknya, misalnya ialah gaya berpakaian, gaya berbicara, bahasa, dan juga lain sebagaimya. Contoh dari bentuk imitasi ialah saat seorang anak meniru bahasa gaul seperti ashiappp, anjay, kuy, dan juga kata lainnya dari tokoh maupun publik figure yang terdapat di televisi ataupun Youtube.

  1. Sugesti.

Sugesti ialah pandangan, sikap, ataupun pendapat yang diberikan seseorang, dan juga diterima oleh pihak lainnya

  1. Identifikasi.

Identifikasi ialah kecenderungan seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Hal tersebut lebih mendalam dari imitasi. Contoh identifikasi ialah seseorang yang rela menghabiskan banyak uang untuk operasi plastic supaya tubuh dan juga wajahnya menyerupai Barbie maupun artis idola lainnya.

  1. Simpati.

Simpati ialah keadaan di mana orang merasa tertarik dengan pihak lainnya. Orang yang mempunyai simpati akan lebih mudah merasakan perasaan yang sedang dialami pihak lain, contohnya ketika bencana alam terjadi, seseorang akan turut merasakan kesedihan dari para korban bencana, sekalipun orang tersebut tak mengalami bencananya secara langsung.

Bentuk simpati yang lebih mendalam lagi dikenal dengan empati. Saat berempati, seseorang cenderung akan menyertakan suatu tindakan langsung yang menunjukkan rasa empatinya, contohnya dalam kasus bencana, orang yang tak terkena bencana tadi akan bersedia menjadi relawan pada lokasi bencana untuk menunjukkan rasa empatinya.


Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Pada proses interaksi sosial, ada syarat-syarat yang harus terpenuhi agar interaksi tersebut terjadi. terdapat dua syarat utama terjadinya interkasi sosial, yaitu ialah kontak sosial dan juga komunikasi. Kontak ialah berasal dari bahasa Latin yaitu cum atau con yang berarti bersama-sama, dan juga tango atau tangere yang berarti menyentuh.


Jadi bila diartikan secara harafiah maka kontak berarti bersama-sama menyentuh. walapun secara harafiah artinya bersama-sama menyentuh, tetapi pada kenyataannya kontak yang terjadi tak harus selalu bersentuhan. Kontak sosial terjadi saat ada aksi dan juga reaksi antar pihak yang berkontak.

Kontak sosial menurut cara dan juga tingkatannya terbagi menjadi 2, yaitu ialah kontak sosial primer dan juga kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer ialah kontak sosial yang terjadi secara langsung bertatap muka, contohnya ialah berbicara, saling menyapa, dan juga bersalaman.


Kontak sosial sekunder ialah kontak sosial yang terjadi melalui suatu perantara. Kontak sosial sekunder juga terbagi menjadi 2, yaitu ialah sekunder langsung dan juga sekunder tak langsung. Kontak sosial sekunder langsung ini terjadi saat kedua pihak berkontak menggunakan media secara langsung, contohnya bertelepon ataupun video call.

Kontak sosial sekunder tak langsung ialah kontak sosial yang terjadi saat pihak yang berkontak menggunakan pihak ketiga untuk berinteraksi, ataupun berinteraksi menggunakan media tetapi tidak secara langsung berhubungan, contohnya saling mengirim surat.


Menurut sifat / bentuknya, kontak sosial terbagi menjadi kontak sosial negatif dan juga kontak sosial positif. Kontak sosial negatif ini merupakan kontak sosial yang mengarah pada pertentangan dan juga merusak hubungan yang sudah ada, contohnya perkelahian. Kontak sosial positif ialah kontak sosial yang mengarah ke bentuk kerja sama dan juga memperkuat hubungan yang ada, contohnya kegiatan kerja bakti.

Syarat yang ialah kedua dari interaksi sosial ialah komunikasi. Pada komunikasi terjadi penyampaian dan juga pertukaran pesan. Pada komunikasi, ada lima unsur di dalamnya yaitu ialah komunikator (pihak yang menyampaikan pesan), komunikan (adalah pihak yang menerima pesan), pesan, media, dan jga efek ataupun pengaruh dari pesan yang disampaikan.


Bentuk Interaksi Sosial

Menurut Gillin dan juga Gillin, ada dua bentuk interaksi sosial, yatiu ialah proses asosiatif dan juga proses disosiatif. Proses asosiatif ialah bentuk proses sosial yang mengarah kepada kerja sama antar pihak, sedangkan proses disosiatif ialah proses sosial yang mengarah kepada pertentangan antara pihak yang terlibat. Proses asosiatif terdiri atas kerja sama, akomodasi, dan juga asimilasi. Proses disosiatif terdiri dari persaingan, kontravensi, dan juga konflik.


Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif

Kerja sama ialah salah satu bentuk proses asosiatif. Kerja sama terjadi bila pihak yang yang mempunyai suatu kepentingan bersama ataupun persamaan tujuan. Kerja sama pun sering disebut dengan istilah cooperation. Beberapa wujud kerja sama antara lain ialah sebagai berikut.

Koalisi, yaitu ialah bergabungnya dua ataupun lebih organisasi yang mempunyai kepentingan bersama. Contoh dari bentuk koalisi yang paling umum ialah gabungan beberapa partai politik dalam suatu koalisi untuk memenangkan pemilihan umum.

Tawar-menawar / bargaining, yaitu ialah pelaksaan perjanjian tukar menukar barang ataupun jasa antara dua pihak atau lebih. Pada proses tersebut ada pertukaran sumber daya dalam bentuk tawar menarwa antar pihak supaya mencapai kesepakatan bersama.

Kooptasi, yaitu ialah proses penerimaan unsur-unsur baru dalam suatu sistem organisasi. Tujuannya ialah untuk menjaga stabilitas internal organisasi.

Joint venture, yaitu ialah kerja sama yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam proyek tertentu. Biasanya, tujuan dari joint venture ialah untuk meningkatkan pendapatan perusahaan yang bersangkutan.

Bentuk yang kedua dari kerja sama ialah akomodasi. Akomodasi ialah upaya untuk meredakan pertentangan yang terjadi. Tujuannya ialah untuk mencapai keseimbangan dan juga mencegah membesarnya suatu pertentangan. Berikut ialah bentuk akomodasi.

Koersi / coercion, yaitu ialah bentuk akomodasi yang dipaksakan atau proses akomodasi yang terjadi sebab ada paksaan.

Kompromi, yaitu ialah bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan.

Arbitrasi, yaitu ialah proses akomodasi yang mengundang pihak ketiga yang lebih tinggi kedudukannya supaya membantu penyelesain masalah.

Mediasi, ialah bentuk akomodasi yang menyerupai arbitrasi, tetapi pihak ketiga hanya berperan sebagai pemberi nasihat dan tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan.

Konsiliasi, yaitu ialah upaya mempertemukan kepentingan pihak yang berselisih dan juga mencari penyelesaian bersama.

Toleransi, yaitu ialah upaya akomodasi secara informal. Masing-masing pihak saling bertoleransi demi pemulihan hubungan baik.

Stalemate, yaitu ialah upaya akomodasi dengan menyeimbangkan kekuatan pihak yang terlibat. Dengan berimbangnya kekuatan, penyelesaian permasalahan bisa terjadi dengan sendirinya.

Ajudikasi, yaitu ialah upaya akomodasi melalui pengadilan.

Bentuk yang ketiga ialah asimilasi. Asimilasi ialah percampuran 2 budaya atau lebih dan menghasilkan budaya baru. Pada proses asimilasi, budaya baru yang terbentuk benar-benar berbeda dari budaya yang ada sebelumnya. Proses asimilasi ini seringkali disamakan pada proses akulturasi, padahal sebenarnya ialah berbeda. Proses akulturasi ialah proses di mana 2 budaya ataupun lebih saling berinteraksi, tetapi batasan-batasan perbedaan budaya tak hilang dan juga masing-masing budaya tetap mempertahankan keunikannya masing-masing.


Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif

Bentuk lain yang berlawanan dengan proses asosiatif ialah proses disosiatif, yang mengarah pada pertentangan. Berikut ialah bentuk-bentuk proses disosiatif.

Persaingan /kompetisi, yaitu ialah proses dimana pihak yang terlibat dari bersaing memperebutkan sesuatu. Hal yang diperebutkan ialah bermacam-macam bentuknya, contohnya keuntungan, sumber daya, status, dsb.

Kontravensi, yaitu ialah bentuk proses disosiatif yang lebih tinggi dibanding persaingan, tetapi belum mencapai pertentangan. Beberapa bentuk kontravensi ialah penolakan, penyangkalan, penghasutan, dan juga pengkhianatan.

pengertian dari Pertentangan ataupun konflik  adalah dimana proses disosiatif yang di mana dari pihak terlibat ia berusaha untuk mencapai tujuannya dengan mengunakan melakukan menantang ataupun menyerang lawannya, sekalipun ia akan mengunakan ancaman maupun kekerasan.


Menurut Soerjono Soekanto, penyebab dari konflik antara lain ialah perbedaan individu, perbedaan kebudayaan / nilai, perbedaan kepentingan, dan juga perubahan sosial. walaupun lebih sering membawa dampak negatif seperti halnya kerusakan materi dan juga korban jiwa, konflik juga bisa membawa dampak positif. Dampak positif konflik ialah semakin menguatnya solidaritas dalam satu kelompok sebab adanya musuh bersama.

Demikianlah artikel dari www.ayoksinau.com mengenai Interaksi Sosial : Pengertian, Ciri, Faktor, dan Syaratnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.