Pengertian Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah salah satu metodeyang meneliti tentang apa yang terjadi di masa lalu atau masa lampau. Dalam meneliti sebuah sejarah tidaklah mudah, ada banyak langkah dan tahapan yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan.
Penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip yang sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengujikan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan, Alfian (dalam santoso, 2006:17).
Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian sejarah adalah upaya mensistematiskan fakta dan data masa lalu melalui pembuktian, penafsiran, generalisasi dan juga penjelasan data melalui kritik eksternal maupun internal. Di mana kritik eksternal dapat menguji hasil penelitian sejarah dari sisi keautentikan atau keaslian data yang digunakan. Sedangkan dengan kritik internal diharapkan hasil penelitian sejarah teruji kebenaran, keakuratan dan kerelevanan isi data tersebut untuk ditafsirkan dan dijelaskan.
Penelitian Sejarah Menurut Para Ahli
- Menurut E.H Carr
penelitian sejarah sebagai proses sistematis dalam mencari data agar dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena dari masa lalu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari suatu institusi, praktik, tren, keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan. - Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen
penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif menfokuskan kepada masa lalu. Penelitian mencoba merekontruksi apa yang terjadi pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. - Yatim rianto (1996)
Penelitian sejarah berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian sejarah merupakan txpost facto research yang dinaungi oleh penelitian kualitatif. Dalam penelitian sejarah tidak terdapat manipulasi atau control terhadap suatu variable. Sebagaimana dalam penelitian experiment. - JhonW. Best (1997)
Penelitian sejarah merupakan rekaman prestasi manusia. Bukan semata-mata daftar rentetan peristiwa secara kronologis, melainkan gambaran melalui berbagai hubungan yang benar-benar maunggal antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat. Objek observasi tidak dapat dipandang secara terpisah atau sepotong-sepotong. Tidak ada orang yang dapat dijadikan subjek penelitian sejarah tanpa diperhitungkan juga interasksinya dengan gagasan, gerakan, atau intuisi yang hidup di zamannya. - Donald Ary dkk. (1980)
Penelitian sejarah adalah usaha untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang teah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan obejektif oleh ahli sejarah dalam meneari, mengavaluasi, dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelari masalah baru tersebut.
Metode dalam Penelitian Sejarah
Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya adalah menemukan. Heuristik, maksudnya ialah tahap untuk mencari, menemukan, dan juga mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar bisa mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik atau judul penelitian.
Untuk melacak sumber tersebut, sejarawan harus bisa mencari di berbagai dokumen baik melalui metode kepustakaan ataupun arsip nasional. Sejarawan dapat juga mengunjungi situs sejarah atau melakukan wawancara guna melengkaapi data sehingga diperoleh data yang baik dan lengkap, serta dapat menunjang terwujudnya sejarah yang mendekati kebenaran. Masa lampau yang begitu banyak periiode dan banyak bagian-bagiannya (seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya) memiliki sumber data yang juga beraneka ragam sehingga perlu adanya klasifikasi data daari banyaknya suumber tersebut.
Verifikasi
Verifikasi merupakan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebeenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Penilaian terhadap sumber-sumber sejaraah menyangkut aspek ekstern dan intern. Aspek ekstern mempersoalkan apakah sumber itu asli atau palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut, misalnya adalah, waktu pembuatan dokumen, bahan atau materi dokumen. Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu bisa memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, aspek intern berupa prosses analisis terhadap suaatu dokumen. Aspek ekstern harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
- Apakah sumber itu merupakan sumber yaang dikehendaki (autentitas)?
- Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
- Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (soal integritas)?
Setelah ada kepastian bahwa sumber itu ialah sumber yang benar diperlukan dalam bentuk asli dan masih utuh, maka dilakukan kriitik intern. Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber itu bisa dipercaya, dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan juga dengan membandingkan kesaksian-kesaksian berbagai sumber.
Interpretasi
Interpretasi ialah menafsirkan fakta sejarah dan juga merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan maasuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa. Sejarah sebagai suatu peristiwa bisa diungkap kembali oleh para sejarawan melalui berbagai sumber, dokumen perpustakaan, baik berbentuk data, buku, berkunjung ke situs-situs sejarah atau wawancara, sehingga bisa terkumpul dan mendukung dalam proses interpretasi. Dengan demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi / penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh dari berbaagai sumber.
Historiografi
Historiografi merupakan penulisan sejarah. Historiografi adalah tahap terakhir dari kegiatan penelitiian untuk penulisan sejarah. Menulis kisah sejarah bukanlah sekadar menyusun dan meraangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejaarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran. Historiografi merupakan rekaman tentang segala sesuatu yang dicatat sebagai bahan pelajaran tentang periilaku yang baik. Sesudah menentukan judul, mengumpulkan bahan-bahan atau sumber serta melakukan kritik dan seleksi, maka mulailah menuliskan kisah sejarah. Ada tiga bentuk penulisan sejarah berdaasarkan ruang dan waktu.
Unsur-unsur Penelitian Sejarah
Unsur yang terdapat pada penelitian sejarah
- Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu)
- Usaha dilakukan secara sistematis
- Mcrupakan serentetan masa lalu yang integratif anatara manusia, peristiwa, ruang dan waktu.
- Dilakukan sreara intcraktif dengan gagasan, gerakan, dan intuisi yang hidup pada zamannya (tidak bias dilakukan secara parsial)
Proses Penelitian Sejarah
Proses penelitian harus dilandasi oleh wawasan mengenai permasalahan penelitian, baik permasalahan umum maupun permasalahan khusus. Perencanaan dalam bidang ilmiah harus mengikuti logika, karena pada dasarnya suatu perencanaan merupakan serentetan petunjuk yang disusun secara logis dan sistematis. Petunjuk dimaksud tercakup dalam prosedur penelitian yang harus dipenuhi. Hal-hal tersebut penting dipahami dalam membuat rencana penelitian.
Perlu dikemukakan bahwa kelemahan penelitian pada prinsipnya akibat kurang dukungan metode penelitian. Penelitian tidak akan berhasil dengan baik, apabila peneliti tidak menguasai metode penelitian dalam arti mampu mengaplikasikan metode itu. Bila metode penelitian tidak diterapkan dengan baik, akan terjadi kelemahan dalam heuristik (pencarian dan penemuan sumber), kelemahan dalam mengolah sumber dan data, sehingga fakta yang diperoleh tidak memadai. Bila hal itu terjadi, dalam penulisan akan mengalami kelemahan, bahkan kesalahan, antara lain kelemahan atau kesalahan interpretasi dan verifikasi (pembuktian).
Penelitian sejarah mempunyai 5 tahap, yaitu: 1) Pemilihan topik; 2) Pengumpulan sumber; 3) Verifikasi; 4) Intrepretasi; dan 5) Penulisan.
a. Pemilihan Topik Penelitian
Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan diteliti. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan.
- Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness topic).
- Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
- Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.
Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila sumber-sumbernya, khususnya sumber utama tidak diperoleh, masalah dalam topik tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu calon peneliti harus memiliki wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.
b. Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.
Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder.
- Sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpan yang orisinil dari data sejarah. Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Contoh dari data atau sumber primer adalah catatan resmi yang dibuat pada suatu acara atau upacara, keputusan-keputusan rapat, foto-foto dan sebagainya.
- Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, atau catatan-catatan yang “jaraknya” telah jauh dari sumber orisinil. Misalnya keputusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan dari rapat itu sendiri, tetapi dari sumber berita di surat kabar.
Sumber menurut bahannya dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu sumber tertulis dan sumber lisan.
- Sumber tertulis yaitu bisa berupa surat, notulen, kontrak kerja, bon-bon dan sebagainya. Dokumen tersebut bisa kita cari di perpustakaan ataupun arsip nasional. Dokumen-dokumen yang berhasil di himpun merupakan data yang sangat berharga, dokumen bisa menjadi dasar untuk menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah yang telah menjadi masa lampau.
- Sumber lisan yaitu dalam pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau saksi mata pada peristiwa. Narasumber yang hanya mendengar atau tidak hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan.
c. Verifikasi
Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah berarti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Penilaian terhadap suatu sumber sejarah mempunyai 2 aspek yaitu:
- Aspek Ekstern
Aspek estern mempersoalkan tentang apakah sumber sejarah itu asli atau palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen tersebut. misalnya kita harus teliti: kertasnya, tintanya, gaya penulisanya, bahasanya, kalimatnya, ungkapanya, kata-katanya, hurufnya, dan penampilan luarnya guna mengetahui autentisitasnya. Selain pada dokumen tertulis , juga pada artifact, sumer lisan, dan sumber kuantitatif, kita harus membuktikan keaslianya. - Aspek intern
Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini aspek intern berupa proses analisa terhadap suatu dokumen. Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber itu dapat dipercaya.
Pada tahap verifikasi di perlukan pengujian ketuaan. Untuk menguji ketuaan terhadap suatu peninggalan sejarah dilakukan melalui beberapa cara:
- Tipologi: Penentuan ketuaan berdasarkan bentuk (tipe) dari benda peninggalan sejarah.
- Stratifikasi: Penentuan umur relatif berdasarkan lapisan tanah di mana benda peninggalan itu di temukan.
- Kimiawi: Penentuan berdasarkan unsur kimia yang terkandung dalam benda tersebut.
Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun ekstern, menjadi fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan/peneliti sejarah (sumber-sumber yang terpilih).
d. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi berarti penafsiran atau menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiransuatu peristiwa, fakta sejarah dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk akal. Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal. Dalam melakukan penafsiran, peneliti sejarah melakukan analisa sesuai dengan fokus penelitianya. Dengan menganalisis kita temukan data, dengan data tersebut kita menemukan fakta. Langkah berikutnya adalah interpretasi atau penafsiran. Agar dapat menginterpretasikan fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cendrung bersifat subjektif, selain itu interpretasiharus bersifat deskriptif sehingga akademisi juga dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan.
Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para peneliti dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan. Proses interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah. Interpretasi memiliki sifat subyektif dan dapat dilakukan dengan cara 1) Menyatukan bermacam-macam data sehingga menghasilkan fakta; dan 2) Mencari fakta dengan menguraikan data Analisis
e. Penulisan (Historiografi)
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu. Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah yang bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah umumnya.
- Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Kaya ilmiah dituntut untuk menggunakan kalimat efektif.
- Merperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca, penggunaan istilah, dan penujukan sumber.
- Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks permasalahannya.
- Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku, termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.
Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan, karena kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi ditunjukkan pula oleh format penyajiannya. Tiga bentuk penulisan sejarah yaitu:
- Penulisan sejarah tradisional: Kuat dalam genealogi (kajian tentang keluarga, dan penelusuran jalur keturunan serta sejarah) tapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis.
- Penulisan sejarah kolonial: Tekanannya pada aspek politik dan ekonomi serta bersifat institusional
- Penulisan sejarah nasional : Menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme
Penyajian penelitian dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian yaitu: 1) Pengantar; 2) Hasil Penelitian; 3) Kesimpulan.
- Pengantar
Dalam pengantar harus dikemukakan permasalahan, latar belakang (lintasan sejarah), historigrafi dan pendapat kita tentang tulisan orang lain, pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian, teori dan konsep yang akan dipakai, dan sumber-sumber sejarah. - Hasil penelitian
Dalam bab-bab inilah ditunukan kebolehan penulis dalam melakukan penelitian daan penyajian. Profesionalisme penulis tampak dalam pertanggungjawaban. Tanggungjawab itu tampak pada catatan dan lampiran. Setiap fakta yang ditulis harus disertai data yang mendukung. - Simpulan
Pada simpulan kita mengemukakan gneralization dari yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya dan social significance penelitian kita. Dalam generalisasi itu akan tampak apakah kita melanjutkan, menerima, memberi catatan atau menolak generalisasi yang sudah ada.
Jenis dan Macam Penelitian Sejarah
-
Penelitian sejarah komparatif
Penelitian sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit.
Dalam hal ini, si peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis, misalnya seorang peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan.
-
Penelitian Yuridis atau Legal
Penelitian sejarah dikerjakan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dangan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa lalu. maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis.
Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap suatu masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.
-
Penelitian Biografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. dalam penelitian ini diteliti sifat-sifat, watak, dan pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta membentuk watak figur yang diterima selama hayatnya.
Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang diteliti tersebut.
-
Penelitian Bibliografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk mencari, menganalisis, dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokan dalam penelitian bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir ahli.
Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya memberikan interpretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.
Tujuan Penelitian Sejarah
Tujuan penelitian sejarah menurut Jhon W. Best adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar peristiwa atau perkembangan dimasa lalu.
Menurut Donald Ary tujuan penelitian sejarah adalah untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses dalam masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini dan memperoleh dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan dimasa kini.
Sedangkan Menurut Jack R. Frankel dan Norman E. Wellen tujuan penelitian sejarah adalah sebagai berikut:
- Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau.
- Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat jika mereka dapat mengaplikasikan masalahnya pada masa sekarang.
- Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang.
- Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau kecenderungan.
Keuntungan dan Kelemahan Penelitian Sejarah
-
Keuntungan Penelitian Sejarah
- Penelitian ini mengijinkan penyelidikan tentang topik-topik dan pernyataan- pernyataan yang tidak dapat dikaji oleh penelitian lain
- Penelitian sejarah merupakan satu-satunya penelitian yang dapat mengkaji bukti-bukti dari masa lampau dalam hubungannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada saat ini
- Penelitian sejarah menggunakan bermacam bukti yang berbeda dibandingkan metode penelitian lainnya
- Penelitian sejarah menyediakan suatu alternatife dan mungkin sumber informasi yang lebih kaya tentang topik-topik nyata yang juga dapat di kaji melalui metodologi lainnya
-
Kerugian penelitian sejarah
- Tidak adanya kontrol yang mengendalikan gangguan terhadap validitas internal
- Pembahasan dilakukan oleh sampel dokumen dan proses instrumentasi (analisis dokumen) barang kali begitu ketat
- Peneliti tidak dapat menjamin keterwakilan sampel ataupun apakah mereka dapat memeriksa realibilitas dan validitas terhadap penafsiran yang dibuat dari data yang tersedia
Contoh Penelitian Sejarah
- Judul
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun 1965. - Perumusan masalah
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan warisan penjajah atau kebudayaan asli ? - Heuristik (Pengumpulan Data)
Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya dengan melacak sumber sejarah komunis di Indonesia dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah. - Verifikasi (kritik)
Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai komunis di Indonesia yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern. - Interpretasi (Penafsiran)
Menafsirkan fakta mengenai komunis di Indonesia dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. - Historiografi (Penulisan Sejarah)
Proses penyusunan fakta-fakta sejarah komunis di Indonesia dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah komunis di Indonesia. Perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya, serta harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan. - Kesimpulan:
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan penjajah yang menular pada bangsa kita.
Daftar Pustaka
- Alian. 2012. Metodologi Sejarah dan Implementasi dalam Penelitian. Jurnal. Universitas Sriwijaya.
- Susanto. 2006. Dasar-dasar Penelitian Sejarah. Depdiknas: Pusat Pengembangan Penantaran Guru Ips Dan PMP Malang
- http://pearljka.blogspot.co.id/2016/12/penelitian-sejarah.html
- http://usmanellodany.blogspot.co.id/2013/12/penelitian-historis-sejarah.html
- http://www.perpusku.com/2016/06/pengertian-penelitian-historis-ciri-contoh.html
- https://fadlibae.wordpress.com/2012/01/30/penelitian-sejarah-historical-rsearch/